Manusia diciptakan untuk berkuasa atas ciptaan Tuhan (Kejadian 1:26). Namun, seiring perkembangan zaman dan teknologi, apakah manusia masih berkuasa atas ciptaan Tuhan? Atau telah dikuasai oleh ciptaan manusia itu sendiri?
Pada tanggal 23 Juni 2018, Naposobulung HKBP Rawamangun mengadakan ibadah Gabungan yang bertempat di Ruang Serbaguna lantai 2, HKBP Rawamangun. Dihadiri oleh sekitar 60 orang naposo, ibadah kali ini mengambil topik Berhala Zaman Now yang dibawakan oleh Pendeta Ramlan Hutahaean.
Secara ringkas, kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak disertai pengendalian diri telah mengakibatkan manusia dikuasi oleh produk teknologi ataupun produk yang lahir dari hubungan sosial, seperti gaya hidup, ambisi, jabatan, popularita, dan gensi. Sesungguhnya, hal tersebut sudah termasuk sebagai berhala. Namun, ketika manusia mulai sesat, sering kali manusia melakukan pembenaran dengan mengatakan bahwa cobaan ini berasal dari Tuhan.
Padahal, Tuhan tidak mencobai siapapun (Yakobus 1:13). Lalu, bagaimana manusia dapat mengendalikan dirinya dari berhala tersebut? Pengendalian diri dapat dimulai dengan membatasi penggunaan teknologi untuk hal yang negatif, dan dengan bersikap ramah kepada semua orang, bahkan pada setiap orang yang merencanakan hal yang jahat (Roma 12:21).
Setelah penyampaian Firman, diadakan sesi diskusi. Terdapat 2 buah pertanyaan yang dibahas pada sesi ini. Pertama, bagaimana pendapat Gereja dengan adanya jemaat yang bekerja di hari Sabat? Pada zaman dahulu, masyarakat pada umumnya bekerja sebagai petani, nelayan, atau pekerja kasar yang tidak memiliki kesibukan pada hari ketujuh, sehingga hari ketujuh dapat digunakan penuh untuk beribadah. Namun, zaman sekarang menuntut mobilitas tinggi sehingga Gereja pun mengambil sikap dengan menyelenggarakan beberapa jam ibadah di hari Minggu.
Kedua, bagaimana Gereja menanggapi kejadian di Danau Toba yang sering dikaitkan dengan hal-hal paranormal? Kejadian di Danau Toba dapat disebabkan beberapa hal, seperti kesalahan pemilik kapal, kapasitas kapal, cuaca, dan lainnya. Oleh karena itu, janganlah kiranya kejadian seperti dikaitkan dengan hal paranormal, melankan menunjukkan kepedulian secara konkrit dengan memantau cuaca, membantu tim penyelamat yang bekerja dan terus berdoa kepada Tuhan agar jenazah korban dapat segera ditemukan. (CT)